Siapa yang tidak pernah patah hati? Saat mencintai seseorang, detik itu juga hati kita harus siap terluka. Cinta dan luka sepaket candu yang tidak bisa ditolak. Ketika mencintai, menunggu bukan pilihan, tapi menunggu sudah pasti dijalani. Menunggu seseorang yang dicintai membalas, menunggunya kembali saat dia pergi, dan menunggu-menunggu lainnya. Seperti kisah Dinasty dan Fabian ini, mereka yang sama-sama menunggu.
***
Judul: Morning Breeze
Penulis: Viera Fitani
Penerbit: Elex Media Komputindo
Tebal: 257 Halaman
Editor: Afrianty P. Pardede
ISBN: 978-602-02-5983-3
Blurb:
Fabian Aganta, dokter tampan yang kelebihan hormon ramah dan baik hati sukses membuat suster Dinasty–yang baru saja menjadi asistennya–sebal setengah mati. Tapi sungguh tak disangka, di balik kelakuannya yang menyebalkan, doktr ganteng itu ternyata menyukai Dinasty yang selalu cemberut dan mengeluhkan setiap pekerjaan yang disuruhnya. Dirga, seseorang dari masa lalu Dinasty datang tepat ketika Fabian menyatakan perasaannya pada wanita itu. Seseorang yang sangat Dinasty cintai dan dinanti-nantikan karena kepergiannya yang tiba-tiba. Mungkinkah Dinasty akan menyukai Fabian dan meninggalkan orang dari masa lalunya? Atau Fabian-lah yang dipilih Dinasty untuk menemaninya seumur hidup?
“Dinasty, angin pagi adalah favoritku. Dia bisa berembus begitu kencang, menyjukkan, namun terasa hangat karena sinar matahari yang mulai muncul. Begitulah kamu bagiku. Menyejukkan dan menghangatkan di saat bersamaan. And whatever happens, you’ll always be ny morning breeze….”
***
Dinasty Syafrina merasa dikutuk karena harus menjadi asisten dokter Fabian Aganta Roeslan yang terkenal tampan dan baik hati. Konon, tidak ada yang lolos dari pesonanya, kecuali Dinasty. Gadis itu sudah mengunci hatinya untuk kekasih yang meninggalkannya selama setahun tanpa kabar dengan hanya meninggalkan secarik kertas berisi pesan agar dia menunggu. Karena cintanya, Dinasty tidak punya pilihan selain menunggu. Namun siapa sangka ternyata Fabian memiliki hati untuk Dinasty. Saat mengetahui gadis itu telah memiliki kekasih, dia memilih untuk menjadi penghapus air mata dan rela menunggu sampai hati Dinasty terbuka untuknya.
Mereka berdua tidak pernah menyangka akan dihadapkan pada satu situasi rumit ketika kekasih Dinasty–Dirgantara–yang ternyata mengenal Fabian kembali. Ketiganya larut dalam dilema, tercabik oleh rasa cinta. Apakah Dinasty bisa memilih salah satu dari kedua pria itu? Atau justru dia yang pergi.
Review
Morning Breeze novel yang memiliki penuturan lembut dengan konflik yang sudah dibangun dari awal. Konfliknya sendiri terbilang fokus, tidak dibuat berlapis-lapis. Berlatar dunia kedokteran sehingga di beberapa bagian diselipkan istilah kedokteran yang mudah dipahami.
Tokoh-tokohnya tergambar jelas, baik fisik maupun karakter. Viera menuliskan ciri-ciri fisik tiga tokoh utamanya dengan cukup detail dan disebar dalam beberapa bab, sehingga pembaca tidak langsung dijejali informasi. Dua tokoh utama prianya meskipun mainstream karena digambarkan ganteng, kaya, dan baik hati, tetap bisa dengan mudah meraih simpati pembaca. Saya pun menyukai Dinasty yang tampak kuat dari luar padahal rapuh di dalam.
Novel ini menggunakan pov 1 dari tiga tokoh sekaligus. Meskipun penyampaiannya kurang mulus karena terasa sedikit mirip, yaitu kemiripan “suara” pada diksi yang dipakai. Namun dengan teknik ini konflik batin ketiganya terasa sekali dan diberi porsi yang cukup berimbang sehingga pembaca dapat bersimpati pada ketiganya. Saya ikut terhanyut dengan dilema mereka. Merasakan pedihnya berada di posisi ketiganya.
Bagi saya, novel yang tokoh antagonisnya tidak menyebalkan adalah nilai lebih. Dan itu dimiliki novel ini. Konflik demi konflik terjadi karena keadaan, sehingga lebih terasa menghujam. Misalnya, alasan kepergian Dirga yang kuat. Sayangnya twist-nya terasa seperti kebetulan, sehingga menjadi faktor kelebihan dan kekurangan sekaligus. Rentang waktu yang terjadi dalam novel ini kurang panjang sehingga rasanya Dinasty terlalu cepat memilih.
Novel ini menggunakan bahasa yang diksinya manis dan pas, berada pada tengah-tengah sehingga bagi pembaca yang kurang menyukai penggunaan bahasa yang mendayu-dayu pun akan bisa menyukai penuturannya. Editing novelnya cukup rapi, hanya belum konsisten dalam pemakaian tanda baca. Viera memasukan pelajaran cinta dengan soft dan pemilihan kata yang mengena sekaligus indah. Terkadang saya berhenti membaca untuk menikmati kata-katanya.
Quotes favorit saya:
Andaikan cinta bisa memilih, aku pasti tidak akan memilih wanita yang sudah punya hubungan dengan seseorang. Tapi cinta selalu seperti ini bukan? Datang tak terduga, tanpa pernah kita tahu kapan waktunya, atau bahkan dengan siapa hati kita memilih untuk berdebar lebih cepat. –Halaman 84.
Kamu nggak pernah sekalipun berjuang untuk hubungan kita. Laki-laki sejati berdiri menghadapi masalah dan bukan malah lari seperti kebiasaanmu selama ini. –Halaman 152.
Kamu pernah kehilanganku sekali, dan aku rasa kamu bisa melewatinya lagi. –Halaman169.
Aku hanya ingin dia tahu, bahwa aku akan belajar mencintainya. Hanya mencintainya. –Halaman 171.
Cinta tidak bisa diarahkan ma, dia punya arahnya sendiri. –Halaman 213.
Mencintai tapi meninggalkan. Cinta macam apa itu? –Halaman 245.
***
Karena ini puncak blogtour dan giveaway Morning Breeze, hadiahnya pun spesial. Ada novel Morning Breeze bertanda tangan dan mug cantik XD Yuk, ikutan giveaway spesial ini. Caranya:
1. Follow twitter penulisnya @vierafitani
2. Twit-kan info giveaway ini dengan format bebas yang penting memberitahukan giveaway-nya. Pakai tagar #MorningBreez dan mention penulisnya juga saya di @evasrirahayu (kalau kurang karakter bisa dipecah dalam dua twit).
3. Jawab pertanyaan ini di kolom komentar postingan: Berapa lama kamu sanggup menunggu seseorang yang kamu cintai saat dia pergi meninggalkanmu tanpa kabar? Berikan alasannya. Lalu cantumkan akun twitter-mu di bawah jawaban.
Giveaway ini berlangsung dari tanggal 24 April sampai 3 Mei 2015. Pengumuman satu pemenang tanggal 4 Mei di akun twitter saya @evasrirahayu
Ditunggu partisipasinya ya ^_^