[Blog Tour] Review + Giveaway Novel My Fortune Is You: Terbukanya Rahasia

My Fortune Is You merupakan novel bagian kedua dari trilogi “Searching My Husband” namun bisa dibaca secara terpisah.  Jadi enggak usah khawatir kalau langsung baca dari novel keduanya.

DATA BUKU

Judul: My Fortune Is You

Penulis: Octya Celline

Penyunting: Octya Celline

Penerbit: LovRinz Publishing

Cetakan: Pertama, Januari 2017

Halaman: viii + 414 Halaman

ISBN: 9786026526441

Blurb:

WANTED

“Mencari pacar untuk mamaku yang cantik Kalo bisa yang pirang. boleh pacaran sama mama sampai punya dede terus harus Putus soalnya nanti Papa marah! Mau? Hubungi Sun di TK masa depan Gemilang tanya saja Bu Nancy nanti di anterin ketemu Sun. Makasih. Hadiah 1 bungkus permen dan coklat.”

Refan membaca tulisan itu dan tanpa sadar tertawa sendiri karena mengingat iklan yang dulu pernah dipajang Sisilia di koran, kemudian tawanya sirna saat sebuah suara menyapanya.

“Om belminat jadi pacal mamaku?”

Dia menunduk dan melihat sepasang anak kembar yang tengah menatapnya serius.

“Tadi kamu ngomong apa?”

“Om baca postelku, belminat jadi pacal mamaku”

“Hah?”

REVIEW BUKU

My Fortune Is You terbagi menjadi dua kisah utama. Cerita pertama tentang Sisilia dan Refan, lalu kisah kedua tentang Airin dan Rio. Kedua cerita itu memiliki benang merah karena mereka satu sama lain saling mengenal. Menariknya keempat tokoh utamanya diceritakan pula dalam bentuk dongeng fabel dengan sebutan bunglon, kancil, merpati, dan merak. Setiap perumpaan memiliki arti sesuai dengan karakter tokoh-tokohnya.

Saya mau komentari cover-nya dulu. Seperti buku pertamanya, novel kedua ini juga punya cover yang cantik. Saya memang selalu suka tipe gambar seperti itu ^^ Full color, gambarnya penuh, tapi menarik.

Lalu tentang ceritanya. Kisah bergerak dari keterpurukan Refan kehilangan Sisilia. Bagaimana dia berjuang untuk menerima kehilangan. Bab selanjutnya cerita berganti ke sudut pandang Airin. Terus begitu tiap bab bergantian. Meskipun kadang ada satu bab yang terselip juga kisah Refannya. Tapi enggak membingungkan karena dikasih keterangan nama dulu sebelum cerita dilanjutkan. Konflik di novel pertama banyak yang dibiarkan menggantung karena akan dijawab di buku kedua ini. Menurut saya konfliknya makin tajam dan menarik.

Kalau di buku pertama saya kurang begitu suka membaca bagian Airin, justru di novel ini sebaliknya. Saya lebih menikmati bagian kisah Airin dan Rio. Karena konfliknya pun enggak sejelimet kisah Refan dan Sisilia. Sub konflik MFIY memang banyak, tapi semuanya terselesaikan dan terjawab kok. Kisah cinta keempatnya mendebarkan dan romantis, seperti serial drama Korea. Namun, seperti novel Searching My Husband, MFIY pun banyak yang logikanya luput. Tapi kalau kita enggak memikirkan soal logika cerita, novel ini seru dan menghibur. Bahkan ada bagian-bagian yang cukup mengharukan.  Lupakan juga typo yang masih bertebaran karena akan capek sendiri mengeceknya.

Seperti yang pernah saya bilang di review novel SMH, tokoh-tokohnya memiliki karakter yang cukup kuat. Dalam MFIY pun ada perkembangan karakter. Yang paling menonjol di tokoh Airin dan Sisilia. Kelihatan bagaimana banyak kejadian mengubah sikap dan pandangan mereka. Sayangnya karakter tokoh-tokoh anak-anak di novel ini kurang mencerminkan sifat dan sikap anak-anak. Mungkin dibuat seperti itu karena kebutuhan cerita. Karena kehadiran mereka menjadi penggerak penting dalam cerita.

Gaya bahasa Octya yang mengalir membuat novel ini enak diikuti. Banyak juga kata-kata quotable yang jleb. Pesan moralnya disampaikan secara halus dan mudah dicerna. Cukup lengkap sih, hiburannya dapet, pesannya juga dapet. Meskipun tebal, kadang saya merasa ada bagian yang terlalu cepat diceritakan. Seharusnya disampaikan dengan pengadegan tapi hanya diceritakan lewat narasi. Mungkin karena sudah terlalu tebal ya.

Saya rekomendasikan novel ini untuk kamu penyuka novel romantis.

Mungkin kamu juga akan jatuh, karena untuk mencapai mimpi dan citamu, tidak pernah semudah mengedipkan matamu. Akan ada hal-hal keras yang menghantamu. Tidak apa. Apa pun yang terjadi kamu hanya harus bangun dan berjalan lagi. Karena kalau kamu belum mati, berarti kamu masih baik-baik saja. Kamu masih bisa berjalan, berpikir, melihat, mendengar, dan banyak hal lainnya. Lihat kan? Kamu baik-baik saja. Kamu hanya jatuh. Melukaimu, tapi tidak membunuhmu.

Gunakan semua kekuatanmu untuk bangun dan berjalan lagi. Karena yang harus kamu lakukan untuk berbahagia hanya berjalan lagi. Selama kamu terus berjalan, pasti akan ada suatu titik dimana hatimu mengatakan, “Ini. Di sini penuh kebahagiaan.”

–Halaman 118-119

 

GIVEAWAY

Mau novel My Fortune Is You? Ikutan giveaway-nya yuk. Caranya:

1. Follow akun twitter @CeL___LiNe dan @evasrirahayu

2. Twit info giveaway ini dengan tagar #GAMFIY dan mention akun twitter saya dan Octya.

3. Jawab pertanyaan saya di kolom komentar dengan menyertakan akun twitter kamu.

Kalau pasanganmu membuat kesalahan fatal, apakah kamu akan menerimanya kembali? Alasannya?

4. Giveaway ini berlangsung dari tanggal 9 sampai 15 Juli 2017. Pemenang akan dipilih sendiri oleh penulisnya dan diumumkan tanggal 16 Juli jam 8 malam di akun twitter saya @evasrirahayu

5. Giveaway ini hanya boleh diikuti oleh kamu yang sudah berumur 17 tahun ke atas.

Ditunggu partisipasinya ya ^_^

 

15 thoughts on “[Blog Tour] Review + Giveaway Novel My Fortune Is You: Terbukanya Rahasia

  1. Iya, karena itulah gunanya suatu hubungan. Saling mendewasakan. Kalo setiap pasangan di dunia ini bubar karena salah satunya melakukan kesalahan, mungkin kita takkan lagi percaya gunanya suatu ikatan. Pasangan yang baik akan ada untuk tersenyum tiap kali pasangannya berpaling meski seisi dunia memalingkan wajah darinya, bukannya ikut-ikutan memusuhinya. Dan karena aku berharap bisa menjadi pasangan terbaik bagi kekasihku, maka aku akan selalu menunggu kepulangganya dari petualangan panjang kehidupannya.
    -Tuhan saja selalu memberi maaf, dan siapalah aku yang hendak sombong dengan berpaling dari dia yang meminta maaf dengan sungguh2-

  2. Huaa menarik nih novelnya. Coba ikutan ah.
    Hmmmn fatal, ya? Kalau ngikutin emosi aku ga akan memaafkan kesalahan fatalnya itu. Tapi sangat mungkin kalau aku ada di posisi dia dalam kasus lain. Dengan dia atau orang lain.Walau ga mudah, saya akan ngasih kesempatan kedua untuk memperbaikinya.
    Akun twitter (@efi_thea)

  3. Akun Twitter : @sitifaridah96
    Jawaban : Antara iya dan tidak. Tapi sepertinya iya. Kalau memang pasangan saya sudah minta maaf dengan sangat serius dan tidak akan pernah mengulangi kesalahan fatal tersebut maka saya akan memaafkan. Namun kalau sudah dimaafkan tapi masih berani mengulangi kesalahan fatal tersebut makan jangan harap saya akan menerima pasangan saya tersebut. Intinya tidak ada kesempatan kedua.

  4. Kalau pasanganmu membuat kesalahan fatal, apakah kamu akan menerimanya kembali? Alasannya?

    saya akan menerimanya kembali. dengan alasan karena kenapa pasangan kita bisa melakukan kesalahan itu mungkin karna faktor kitanya juga.
    memberikan kesempatan kedua untuk memperbaiki segala kesalahan yg telah ia perbuat menjadi pribadi yang lebih baik. karena dalam hubungan tidak melulu dia yang salah kadang mereka berdua pernah melakukan kesalahan tpi dari hubungan ini yang akan mengerti pribadi satu sama lain. mencoba untuk memperbaiki kesalahan masing-masing.
    twitter( @melatist )

  5. Kalau pasanganmu membuat kesalahan fatal, apakah kamu akan menerimanya kembali? Alasannya?

    Iya, tapi tentu saja dengan syarat jika dia tidak akan mengulangi kesalahan itu.
    Alasannya, sebagai manusia, kita pasti tidak luput dari berbuat salah, begitu juga dengan pasangan. Kepada orang lain saja aku harus memaafkan kesalahan mereka, apalagi kepada pasangan yang sudah menjadi bagian dalam hidupku. Ketika memutuskan untuk bersama, aku pastinya sudah siap untuk menerima dia dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Dan ketika dia melakukan kesalahan, aku akan memaafkan dia dan memberinya kesempatan untuk memperbaiki diri, dan tidak mengulangi kesalahannya lagi. Mungkin tidak akan mudah dan membutuhkan waktu untuk menyembuhkan luka atas kesalahan fatal yang dia lakukan. Tapi rasa cinta dan sayang yang kami miliki dan komitmen bersama atas ikatan yang telah kami buat dalam hubungan kami, akan membuat aku bisa lebih sabar dan ikhlas untuk memaafkannya dan menerimanya kembali.

  6. Nama : Hamdatun Nupus
    Akun Twitter : @HamdatunNupus
    Link Share : https://twitter.com/HamdatunNupus/status/884653731802828800
    Domisili : Depok, Jawabarat

    Jawaban :

    Sebenernya pertanyaan ini terlalu luas, karena untuk sesuatu hal yang bisa disebut kesalahan fatal perlu tahu dulu titik permasalahaannya seperti apa dan lebih detail.

    Kesalahan, gak ada satupun orang yang gak pernah buat salah kan?. Sehebat apapun seseorang merancang plan-plan dalam hidup gak mungkin lepas dari setitik kesalahan, gak ada yang sempurna deh pokoknya.

    Jika seseorang sudah berkomitmen untuk menjalin suatu hubungan, setidaknya antar satu dgn yang lain sudah saling paham dan mengerti watak dan laku masing-masing. Mana yang seharusnya dilakukan mana yang seharusnya dihindarkan.

    Jika tetap saja kesalahan itu terjadi teramat fatal sehingga mengancam keberlangsungan hubungan ku dengan pasanganku ini hal pertama yang kulakukan adalah berbicara. Coba mencari jalan keluar dengan menemukan alasan yang tepat mengenai alasan kenapa dia seperti ini dan seperti itu. Karena bagiku untuk sebuah kesalahan fatal tidak mungkin alasannya karena hal-hal remeh dan bodoh.

    Suatu hubungan tidak akan mungkin bekerja jika hanya dilakukan oleh satu orang, dengan adanya masalah tentu hal-hal seperti itu bisa membantu kami menjadi lebih bijaksana dalam bertindak dan tentunya lebih dewasa. Selalu ada kesempatan untuk merubah diri menjadi lebih baik bukan ?.

    Tapi, jika kesalahan itu terus berulang dengan metode yang sama, aku bisa apa selain menyerah ? karena aku merasa dia sudah tidak menginginkan hubungan ini berjalan beriringan lagi, karena dia sudah melakukan segala sesuatu maunya bukan lagi mau kita. Anggap saja aku bukan perempuan yang tepat untuknya di masanya atau mungkin menganggap memang kita tidak berjodoh itu lebih mudah diterima.

  7. Serius.. aku masih tercengang baca iklannya Sun>•<

    Ya. itu jawaban dariku. karena sejatinya pasangan itu hadir utk saling mengisi, saling belajar, dan saling membantu menghadapi masalah yg hadir dlm kehidupan. kesalahan fatal bisa saja terjadi. itu adalah risiko yg tidak bisa dihindari. kesalahan fatal tsb nggak menutup kemungkinan utkku menerima dia kembali. selagi dia berusaha memperbaiki diri maka aku akan belajar utk menopang dan memberi dia semangat utk bangkit kembali. disini kepercayaan akan dipertaruhkan, dan mungkin kepercayaanku pada pasangan tak lagi sama spt semula. tp dg berbekal keyakinan bahwa semua bisa diperbaiki dan akan baik2 saja, aku akan menerimanya kembali. disini peranku sebagai pasangan yg berikrar selalu setia mendampingi dan menopang pasangan akan diuji, mampukah aku menuntunnya menjadi lebih baik, membuatnya lebih berhati2 dalam mengambil keputusan ataukah malah membuat kondisi hubungan yg terajut semakin memburuk. aku percaya, setiap cobaan ada hikmahnya, dan dibalik semua usaha pasti akan menuai hasil yg terbaik.

    @Kikii_Rye

  8. Kalau pasanganmu membuat kesalahan fatal, apakah kamu akan menerimanya kembali? Alasannya?

    Kalau pertanyaan ini ditanyakan saat sedang emosi, aku pasti akan langsung jawab tidak sambil berteriak. Tapi kalau sudah diberikan waktu untuk menenangkan diri, mungkin aku akan mempertimbangkan jawaban lainnya. Dalam sebuah hubungan, berbuat kesalahan itu tidak bisa dihindari sih. Yang terpenting adalah bagaimana kita bisa belajar menghadapi situasi sulit ini. Hubungan selain menyamankan juga harus mendewasakan. Aku akan mempertimbangkan untuk memberikan kesempatan memperbaiki kesalahan itu, agar aku bisa tahu apakah dia belajar atau tidak, agar aku bisa tahu apakah kami bisa bertoleransi atau tidak.
    Kadang aku juga suka ngebayangin kalau misalnya aku berada di posisi yang membuat kesalahan, pasti ada keinginan untuk membuktikan perubahan. Ya, aku memperlakukan seperti aku ingin diperlakukan sih.

    twitter @rinicipta

  9. Hai teh, ikutan yaaa…

    Kalau menurut saya pribadi, kesalahan dalam sebuah hubungan itu wajar, tapi kalau sudah di tingkatan fatal, itu berarti menyangkut prinsip. Karena bukan lagi kesalahan yang bisa dianggap sepele. Yang tadinya sudah berkomitmen satu prinsip, seia sekata sepikiran tiba-tiba salah satu berkhianat. Dan, (walaupun belum pernah kejadian dan berharap tidak akan pernah terjadi) rasanya, kalau kami masih dalam tahap belum menikah, ya saya pasti memilih untuk berpisah. Namanya perempuan, takutnya hal itu malah bisa jadi sumber masalah di kemudian hari, karena perempuan doyannya ngungkit-ngungkit masa lalu.

    Namun kalau sudah menikah, wah ini berat dan dilematis. Karena saya
    selalu memimpikan untuk bisa berkomitmen pernikahan sekali seumur hidup, jadi pastinya saya ingin tetap mengikhlaskan dan tetap berdoa untuk tetap kuat menjalani kehidupan pernikahan tersebut dan tetap menerima “dia” sebagai pasangan yang “I wanna grow old with”.

    Twitter @noniq108

  10. Aku terima asal dia mau berubah dan kesalahannya bukan penghianatan karena setiap orang wajib memberi dan mendapat kesempatan kedua

  11. Ya 🙂
    Pasangan adalah pasangan, pasangan juga manusia. Entah mengapa, seperti sudah jalannya aku harus memaafkan kesalahan yang fatal darinya. Padahal aku mengetahuinya saat baru saja mengiyakan untuk menjadi pasangannya. Bukan hanya karna dia meminta maaf, bukan karena aku yang mengiba. Tapi dari rasa menghargai, ingin menjaga dan ingin membantunya menjauh dari kesalahan yang mungkin akan lebih fatal. Pasanganku bukanlah keledai, dia tidak boleh jatuh lagi ke lubang yang sama!
    Meski semuanya harus diiringi sekian volume air mata, amarah dan niatan buruk dariku untuk meninggalkannya saat aku mengetahui kesalahan fatal itu, tapi aku yakin tangisan dan emosi lainnya itu adalah reflek dari rasa syukur karena akhirnya aku tau dan aku harus menerimanya. Sampai sekarang aku masih menjadi penutup lubang-lubang itu, agar dia tidak lagi jatuh dan semoga semakin jauh. Walau berproses. Walau pelan-pelan. – Widyoresmi H.K., Bandung (@whkinanti)

  12. Entah kesalahan fatal apa itu.. Tapi, sebagai pasangannya, saya harus siap memaafkannya. Mungkin itu berat dilakukan, tapi kita sudah berkomitmen dari awal untuk tetap bersama dan menerima kekurangan masing-masing pasangan.
    Terkadang mungkin keegoisan masing-masing pasangan membuat yang lainnya melakukan sesuatu yang fatal. Introspeksi diri dan memaafkan pasangan adalah jalan satu-satunya.

    @cupureader

Leave a reply to Rini Cipta Rahayu (@RiniCipta) Cancel reply