Tips Memilih dan Menembus Penerbit

11902235_10153210362017872_3587458947720536337_n

Pernahkah bertanya-tanya bagaimana memilih penerbit yang sesuai dengan naskah kita? Setelah perjuangan berdarah-darah menyelesaikan naskah selama berbulan-bulan bahkan tahunan, riset ke mana-mana, sampai bergadang tiap malam. Ibarat menikahkan anak tersayang, kita harus menjodohkannya dengan seseorang yang terbaik. Sama dengan naskah kita, kita bisa memilih penerbit yang paling pas untuk naskah itu.

Ini ada sedikit tips memilih penerbit untuk naskahmu:

  1. Stalking. Kalau kamu punya waktu buat stalking, bisa kamu pakai untuk stalking akun-akun penerbit. Dari sana kamu akan tahu tipe-tipe naskah yang mereka terbitkan dan butuhkan. Jadi kamu bisa memutuskan naskahmu sesuai untuk penerbit mana. Stalking bisa ke akun fanpage FB, Twitter, sampai website. Jangan sampai kamu memasukkan novel romance dewasa ke penerbit yang hanya menerbitkan buku anak.
  2. Display Buku. Saat ke toko buku, lihat display-nya. Apa buku-buku terbitan penerbit incaranmu ter-display dengan baik. Ini nilai plus, berarti pemasarannya bagus. Buku akan dipasarkan dengan baik. Meski tetap belum tentu  jadi best seller. Lalu carilah tahu apakah distribusinya merata ke toko-toko buku seluruh Indonesia.
  3. Promosi. Stalking ke medsos penerbit selain untuk melihat kebutuhan naskah mereka, kamu juga bisa menilai apakah penerbit tersebut aktif mempromosikan buku-buku terbitannya. Misalnya dengan mengadakan twittalk dengan penulisnya atau bikin kuis-kuis. Selain itu kamu juga bisa melihat dari berbagai blogtour, penerbit biasanya mengadakan blogtour dengan para bloghost. Lihat juga jenis-jenis promo mereka, semakin beragam dan kreatif semakin baik, berarti mereka mempersiakan dengan baik promosi buku terbitannya.
  4. Sistem Pembayaran. Ketahui sistem pembayarannya. Apa naskahmu dihargai dengan royalti, jual putus, atau keduanya. Pilih sesuai dengan kebutuhanmu.
  5. Editan. Baca buku-buku terbitan mereka, selain mengetahui karakter naskahnya, kamu juga bisa melihat apakah buku-buku itu diedit dengan baik. Semakin rapi editannya, semakin yakinlah naskahmu diperhatikan dengan baik.

Semoga tips di atas bisa sedikit mengobati kebingunganmu ya ^_^

11895947_10153210730112872_4030374479035884936_n

Apa kamu juga bertanya-tanya bagaimana caranya menembus penerbit mayor? Kok sepertinya susah ya. Kamu takut naskahmu ditolak, atau bahkan memang sudah mengalaminya.

Iya, naskah saya juga pernah ditolak. Sedih sediiih bangeet…. KZL! Ups, maaf capslock, biar kekinian XD Rasanya kepengin jadi Elsa biar bisa mendatangkan musim salju sambil nyanyi, “Let it go! Let it go!” Err… serem banget ya sedihnya. Ada banyak kemungkinan kenapa naskah kita ditolak. Bisa jadi karena enggak sesuai dengan kriteria penerbit, jenis naskah kita sulit menembus pasar pembaca, atau bahkan kita enggak mengirimkan naskah sesuai dengan ketentuan teknis seperti panjang halaman yang kurang. Namun jangan kelamaan ya sedihnya. Terus berkarya yang terbaik pokoknya.

Tips menembus penerbit impianmu:

  1. Konten. Isi naskah tentu yang paling utama. Sajikan cerita menarik, berisi dan dengan teknik yang mumpuni. Isi dan teknik naskah yang bagus didapat dari banyak membaca buku dan berlatih menulis. Membaca ini sudah harga mati buat penulis. Makin banyak membaca kamu akan makin kaya kosakata, meluaskan imajinasi, bisa mempelajari banyak teknik menulis, dan pastinya pengetahuan dan dirimu akan berkembang. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, membaca buku-buku terbitan penerbit impianmu jelas membuatmu mengetahui kebutuhan dan karakteristik naskah penerbit tersebut. Banyak berlatih menulis. Banyak menulis akan membuat kualitas naskahmu menjadi bagus secara teknik dan konten. Dan pastinya menulislah sepenuh hati. Naskah bagus tentu saja lebih mudah diterima penerbit.
  2. Mengikuti Tren. Perhatikan apa yang sedang “In” di pasaran. Kalau kamu ingin naskahmu cepat terbit, tulis naskah yang sedang tren. Namun kalau kamu membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikan satu naskah, tidak disarankan untuk mengikuti tren, karena bisa-bisa saat naskahmu selesai, trennya sudah berubah lagi. Bisa juga kamu membuat naskah dengan melihat momen ke depan, buat naskah sesuai momen. Biasanya penerbit juga akan mau meng-acc. Contoh kasus yang pernah saya alami adalah kumpulan cerpen “Before The Last Day”. Waktu itu di tahun 2012 beredar isu kiamat, buku itu mengedapkan isu yang sedang hangat yaitu tema kiamat tadi.
  3. Rapi. Menulis dengan EYD dan tanda baca rapi adalah modal awal naskah kamu dibaca editor. Editor akan senang membaca naskah yang rapi. Setelah menulis, endapkan lalu lakukan self editing. Bisa juga kamu minta teman jadi first reader untuk memberi masukan cerita sekaligus membantu menunjukkan tanda baca dan kalimat yang enggak tepat. Catatan, ketika kamu meminta seseorang untuk menjadi first reader, pastikan dia bisa menjaga kerahasiaan naskahmu, jangan sampai sebelum naskahmu terbit, naskahmu sudah tersebar di mana-mana. Lalu sebaiknya kamu memilih yang bisa memahami gaya tulismu juga mengerti pakem tanda baca juga EYD.
  4. Sinopsis yang Menarik. Buat sinopsis yaitu isi naskah lengkap dari awal hingga akhir. Membuat sinopsis ini seperti mudah padahal susah juga. Kalau sinopsisnya saja sudah tidak menarik, bisa-bisa editor malas baca keseluruhan naskahmu.
  5. Bab Awal yang Menohok. Buat bab awal yang menohok. Langsung saja buat konflik di awal. Kalau bab awalmu masih pengenalan, buatlah prolog yang nendang. Soal bagaimana sebaiknya prolog ini masih berbeda-beda pendapat. Kalau menurut saya sih prolog sebaiknya enggak nyambung sama bab 1, tapi ambil dari adegan klimaks. Karena banyak juga editor yang hanya baca 2-3 bab awal.
  6. Beri Proposal Naskah. Proposal naskah ini berisi naskah, sinopsis, data diri, program promosimu, dan info lain. Program promosi berisi rancangan promosi yang akan kamu laksanakan kalau naskahmu diterbitkan, misalnya kamu akan membuat giveaway di Instagram, blogtour, dan lainnya. Makin kreatif dan memungkinkan untuk dijalankan makin baik. Penerbit menyukai penulis yang aktif dalam mempromosikan karyanya, bukan hanya pasif saja. Dengan membuat rancangan promo, kamu juga memperlihatkan sejauh mana keseriusanmu dalam menggarap naskah, karena kamu sudah memikirkan pembaca dan bagaimana agar bukumu sukses di pasar. Kalau kamu sudah memiliki buku sebelumnya dan aktif mempromosikannya, sertakan juga portofolio promo yang dulu kamu jalankan. Misalnya book trailer yang kamu buat sendiri. Info lain berisi misalnya informasi komunitas yang kamu ikuti, dan informasi penting lainnya.
  7. Workshop Menulis. Ikutan workshop yang diadakan oleh penerbit. Dengan begitu kalian bisa punya akses langsung untuk berdiskusi dengan editor. Apalagi kalau workshop itu memang salah satu tujuannya menjaring penulis. Perlihatkan kemampuan terbaikmu saat workshop ya. Jalan menuju terbit InsyaAlloh di depan mata. Misalnya workshop penulisan yang diadakan oleh Diva Press lewat Kampus Fiksinya.
  8. Lomba Menulis. Ikutan lomba menulis novel. Ini salah satu cara agar naskahmu “cepat” dibaca editor, tanpa harus mengantre panjang. Dan pastinya kamu pun akan cepat mendapat berita diterbitkan atau ditolak. Dan biasanya, selain pemenang, naskah bagus akan diterbitkan juga ^_^ Jangan lupa untuk memperhatikan persyaratan teknisnya, seperti panjang halaman. Jangan sampai gara-gara kurang halaman, naskahmu sudah gugur duluan sebelum dinilai. Mengirimkan sesuai persyaratan teknis penerbit ini juga berlaku untuk pengiriman reguler ya.
  9. Posting Karya di Portal Naskah. Sekarang penerbit membuat portal untuk memasukkan naskahmu. Misalnya Gramedia dengan Gramedia Writing Project-nya, atau Elex Media yang baru meluncurkan portal naskah juga. Naskah-naskah yang masuk ke sana dibaca langsung oleh editor, naskah-naskah yang mampu mengambil hati editor akan dihubungi untuk diterbitkan. Selain itu ada juga Wattpad, naskah di sana juga banyak yang dilamar penerbit. Namun hati-hati ya, enggak semua penerbit mau menerima naskah yang pernah sebagian isinya sudah di-publish.

Saya yakin masih banyak cara untuk menembuskan naskahmu ke penerbit. Bagaimana pengalaman kalian? Yuk, kita sharing.

*Sebagian tips pernah saya share di kelas KOBIMO tanggal 16 Juni 2013

39 thoughts on “Tips Memilih dan Menembus Penerbit

  1. Masih jadi mimpi teh biar bisa bikin buku sendiri, walaupun outline-nya sudah ada beberapa. O ya katanya kalo sistem pembayaran ada jual putus dengan kontrak ya? misalnya untuk 3 tahun. bener gak teh?

  2. Bener nggak kak, setiap mau nerbitin naskah, penerbit selalu pilih-pilih dulu? Setahuku sih. Dalam arti, si calon penulis harus punya nama dulu. Entah itu pernah menjuarai kompetisi menulis, pernah punya pengalaman menulis, atau yang lain. Ada 1 penerbit mayor yang penulisnya itu-itu aja, dan cenderung tidak ada penulis baru. Kalau pun ada, pasti si penulis itu sudah memiliki nama sebelumnya. Mayoritas dari mereka sih seleb atau orang dunia entertaint gitu.

    Rekomendasikan dong Kak penerbit mayor mana yang selalu menerima penulis baru sekaligus pemula, hehe.

Leave a reply to lovelyristin Cancel reply