Giveaway Kumpulan Cerpen “Mealova”

Makanan, bukan tema favorit saya untuk ditulis. Meskipun ketika menulis malam-malam, saya selalu ditemani camilan. Memang pernah, suatu kali di tahun 2011 saya membuat outline novel tentang kompetisi memasak. Tapi outline itu sampai sekarang tersimpan rapi karena saya tidak punya cukup keberanian menuliskannya. Apa ya… sejenis takut salah, berhubung dulu saya kurang akrab dengan kegiatan masak-memasak. Kalau sekarang lumayanlah….

Lalu tanpa terduga, seorang sahabat bernama Catz Link Tristan mengajak saya menyumbangkan satu cerpen untuk kumcer yang digawanginya. Temanya makanan dan cinta. Saat itu saya langsung menerimanya, meskipun jauh di dalam hati ragu apa mampu menuliskannya.

Hari-hari berlalu, secepat deadline yang terlewati. Sampai tengat waktunya, cerpen itu belum juga selesai. Melihat nama Catz di bbm cukup membuat perasaan ketar-ketir saking merasa bersalah. Untungnya Mak cakep satu itu punya kesabaran luar biasa. Dia mau memperpanjang deadline. Kali ini saya tidak lagi mau buang-buang waktu.

Sebuah ide terlintas ketika memakan salah satu masakan favorit saya. Namanya Ayam Cacah Bumbu Bima, masakan khas lombok yang hanya dibuat oleh chef pribadi satu-satunya *uhuk* Ide itu memadukan antara romance dan sedikit sci-fi, seperti favorit saya, tentang mesin waktu. Cerpen yang dibuat selama lebih dari satu minggu—ya, berhubung saya memang penulis super lelet—berkisah tentang Maya yang berprofesi sebagai pembunuh antar ruang dan waktu. Maya awalnya merasa bahwa dia adalah penyelamat dunia dengan mengenyahkan target-targetnya dari sejarah. Nyatanya dalam satu waktu, kesadarannya seperti dibangunkan. Maya pun mulai memberontak dalam pikirannya, ingatan yang biasanya terhapus seusai misi, kini disimpannya rapat-rapat. Muncul rasa-rasa lain yang membuat dadanya sesak. Maya yang terbiasa dingin tidak tahu bagaimana caranya menangis. Ketika itulah Ghani—asisten sang profesor—memberinya ayam bumbu bima yang memiliki rasa pedas. Air mata Maya keluar dengan sendirinya. Bagaimanakah nasib Maya yang dianggap terlalu banyak tahu? Apa Ghani bisa membuatnya jatuh cinta? Baca lengkapnya di cerpen “Tangisan Ayam” ya ^_^

Kumcer berjudul “Mealova” ini bercerita tentang sepuluh kisah yang diramu oleh sepuluh penulis. Bukan hanya romance, ada horor juga loh. Siapa saja mereka? Catz Link Tristan (novel Labirin dan Gerimis Bumi), Glenn Alexei (novel Cinta di Atas Awan dan Second Chance), Liz Lavender dan Raziel Raddian (novel duet Kiss the Sky), Renee Keefe, Try Novianti, Lily Zhang, Muhamad Rivai, dan Alfian N. Budiarto (semuanya menulis beberapa antologi). Pasti nama-nama itu sudah tidak asing lagi ^_^

Karena setiap cerpen dilengkapi dengan resep masakannya, kamu bisa langsung mempraktikan di dapur loh. Ada nasi ayam bakar, kimchi, capcay, ayam cacah bumbu bima, nasi kuning, dan lainnya. Rasanya pasti yummy…. Resepnya enggak susah-susah kok. Dijamin langsung jadi koki andalan rumah XD

 

Ini sedikit info tentang bukunya:

 

mealova

Penulis: Catz Link Tristan, Eva Sri Rahayu, Glenn Alexei, Muhamad Rivai, Lily Zhang, dkk

Penerbit: Gramedia Widiasarana Indonesia

ISBN: 978-602-251-750-4

Rilis : 10 November 2014

Halaman: 216

Harga: Rp. 46.000

Blurb:

Ini bukan sepenggal cerita cinta biasa. Melainkan kumpulan dari sentuhan rasa penuh makna. Yang melumer sempurna di langit-langit mulut dan hati mu dalam waktu bersamaan.

“Aku mengalami patah hati berkali-kali karena gadis yang sama.” – Rasa Gurih.

“Memasak bisa menjadi terapi yang menyenangkan.” – Tangisan Ayam.

“ Kalau bukan karena dia, aku tak mungkin bisa menjadi Martha yang sekarang.” – Kenangan Nasi Ayam Bakar Bumbu Kecap.

“Aku tidak akan mencintai perempuan selain kamu.” – Kimchi Promise.

“I fell for you, you have to know that.” – Sandwich and The Hostage.

“Kalo jengkol kan direndam satu malam, kalo cinta dipendam berapa malam?” – Balado Jering Cinta Zia.

“Ia menangis.” – Nasi Kuning Sesaji.

“Apa loe udah punya pacar?” – Sweet Fried Rice.

“Ketika kau benar-benar mencintai seseorang, kau hanya ingin membuatnya tersenyum. Dengan cara apa pun itu.” – Smilling Pasta.

“Biarkan bara waktu mematangkan seti ap sisi kehidupanmu secara sederhana dan alami.” – I Hate What You Love.

Keti ka masa lalu bertemu dengan harapan. Saat penyesalan bertaut dengan impian. Tersaji di atas sepiring cita penuh cinta. Hingga kau kenal betul rasa itu; pahit, manis, asam, asin, pedas, kadang membuatmu alami de’javu akan kenangan masa lalu, jejak saat ini, sekaligus mimpi masa depan.

 

Teman-teman mau bukunya? Yuk ikutan giveaway-nya. Cukup ceritakan aroma masakan favorit dan aroma masakan yang bikin kamu sebal beserta cerita di baliknya. Tulis cerita di kolom komentar postingan ini. Ada satu buku “Mealova” untuk cerita yang paling saya suka. Giveaway ini berlangsung dari tanggal 26 November sampai 1 Desember 2014. Pemenang diumumkan tanggal 2 Desember di twitter saya @evasrirahayu jam 8 malam.

70 thoughts on “Giveaway Kumpulan Cerpen “Mealova”

  1. Aku paling suka sama aroma nasi hangat yang baru matang. Itu kalo dimakan ama garam aja uda nikmat rasanya.

    Kalau aroma yang kurang kusukai pokoknya masakan yang memiliki bumbu terasi di dalamnya.

    ( ~ _ ~ ) ◦°◦° ♓îНiнiнiнi♓î
    (“)(“)

  2. Saya paling suka banget aroma masakan “Semur Kuning Cucut Pe”. Cucut basah yang dimasak dengan bumbu kunyit dan kuah dari santan. Yang khas banget dari masakan ini adalah wangi cucutnya yang anyir. Dari kecil, saya memang suka yang berbau amis. Pernah saya dimarahi Ibu, lantaran saya makan dengan ikan pindang yang belum digoreng. Buat saya, menikmati rasa asli dari masakan yang amis membuat semangat menikmatinya.

    Aroma yang paling sangat tidak disukai adalah “Perkedel Jagung”. Buat saya aneh saja. Secara, jagung kan manis, tapi dibuat gurih dan asin. Hasilnya, bikin saya mual kalau mencium aromanya. Dan saya nggak pernah mau mencoba mencicipinya lagi.

    Nama: Hapudin
    Twitter: @adindilla

  3. @vivicynthia vicy shop saya paling suka aroma rendang.saat papa buat rendang didapur rasanya langsung ngiler.apalagi ke rumah makan padang yg merek sinar minang.langsung perut lapar.satu lagi makanan yg buat lapar yaitu saat ngulek bumbu kacang buat ketoprak/gado ” langsung ngiler jg.dr lantai bawah sdh mencium aroma kacangnya+jeruk nipis.makanan yg aromanya kurang kusuka yaitu ikan asin asal Kalimantan namanya yanpaw.saat digoreng,aromanya enek.jd,kayak mau muntah & kucing pd hampiri rumahku.pdhl dapur dilantai atas.untunglah ikan asinnya enak.walaupun aroma kurang sedap saat mengoreng tp rasa TOP.mealova artinya meal &love ya?pecinta makanan gitu.mkasih ya.

  4. Saya suka aroma ikan asin yang sedang di goreng. Hmmm… aromanya membuat perut jadi lapar. Makan pun menjadi lahap. Kenikmatan tiada tara ketika makan nasih hangat dengan lauk berupa ikan asin plus sambal 🙂
    Aroma yang tidak saya suka adalah bau amis kulit (sampah) udang, baunya sungguh amis dan terasi.

  5. Saya suka harum tempe yang dibumbui bawang putih, garam, yang sudah diberi air. Harum gitu. Secara saya suka makanan tradisional ini mba Eva hehe

    Yang paling saya nggak suka adalah bau dari daging kambing dan sapi. Entahlah saya sampai sekarang masih nggak ada semangat makan dua daging dari hewan tersebut. Tapi anehnya, bakso, abon yang bahan dasarnya daging sapi saya mau 🙂

  6. Aku paling senang sma aroma rendang yang baru mateng dikuali….wahhh,,, menggugah selera deh pokoknya… Apa lagi kalau makan sama nasi anget…terus bumbu/dedak rendangnya dibanyakin….dikuwel2 ma nasi….sadddapppp…. Nambah2 deh…

    Yang gak aku suka aroma acar timun… Asem2 campur bawang merah…. Ah,,serasa nyium bau ketek…., tapi tetap mau makan kok walau cuma dikit….

    Nova Violita
    @Siluet!_cinTa

  7. @mila_reski
    aku paling suka aroma masakan yg pake tumis bawang merah atau bawang bombay.rasanya tuh, waaaaaangiii bngt..
    kalo aku lg lewat dpn kantin dan ibu kantinnya lg masak, pasti deh aku tungguin semenit dua menit buat nyium aromanya. kalo ada tumisan bawang merah, masak apapun, aromanya jd enak bngt..

    aroma yg nggak aku suka, aroma terasi. eneg bngt pokoknya sm aroma terasi ini. aku prnah ngomel ke temen yg bwa bekal plus sambel terasi dan aromanya nusuk hidung..wkwkwk

  8. aku paling suka aroma nasi goreng, rasanya gagal diet aja -_____-
    dan selalu mengingatkan kalau hari sudah beranjak pagi 😀

    kalau gak suka, bau gosong (masakan apapun itu) *eh ini termasuk gak ya* :))) bau gosong mengingatkan kejadian awal – awal masak panci gosong hampir kebakaran :((

  9. Jadi wangi masakan yang paling disukaaa itu aroma rempah-rempah yang dipake buat numis. Aroma bawang merah dan bawang putih yang diulek dulu. Aromanya lebih keluar dibanding kalau cuma diiris. Rasanya juga lebih dapet kalau diulek dulu. Jadi, buat tumisan atau nyayur, aku lebih suka ngulek dulu bawang merah sama bawang putihnya.
    kalau aroma masakan yang disebelin, itu kalau lewat gerai pastry, roti atau donat. ya semacam itu, lah. Eh tapi kalau udah mateng sih disamber aja, hehehe… Entah ya, perasaan kalau bikin di rumah wanginya tetep enak aja, tuh. Ga nyengat yang bikin mual, hehehe… Apa hidungku yang aneh, ya

  10. Ikutan juga ya teteh..

    Paling suka sama rendang jengkol buatan Mamak. Aroma baunya nggak ada. Padahal masaknya nggak pakai apa-apa. Jengkolnya empuk banget, kuah rendangnya juga pas. Mirip dah sama masakan diluar. Ada satu lagi masakan favoritnya Ay, pepes kelapa muda dan sayur oblok-oblok buatan Mbah Putri. Resepnya juga nggak susah-susah kok. Selalu ada yang buat kangen untuk berkunjung ke rumah Mbah.

    Makanan yang sebenarnya disukai tapi perut nggak tahan itu kerang sama bare (sejenis kapal laut). Padahal rumah Ay dekat dengan ikan dan kerang-kerangan.

  11. Teeeeh, coba ikutan yaah. Bismillah 🙂

    Saya paling suka sama aroma sate ayam yang lagi dibakar, teh. Kenapa? Karena ada kenangan manis yang masih terkunci rapat di ingatan. Hihi.
    *Hari itu, saya akhirnya ketemu lagi sama seseorang yang spesial, *uhuuuuk, setelah delapan bulan lamanya cuma LDR-an, Bali-Semarang.
    Kita wisata bareng ke Jogja -karena kebetulan ortu tinggal di Jogja. Singkat cerita, sorenya kita nongkrong di Malioboro. Nah, di situ kan banyak penjual sate ayam -yang kebanyakan ibu-ibu, lagi jajanin dagangannya di tempat masing-masing. Berhentilah kita di salah satu tempat duduk sambil nikmatin suasana Jogja di sore hari. EEhh, ada satu penuual sate ayam yang udah tua bangetm lagi kerepotan bikinin banyak pesanan. Penasaran, kita akhirnya ikutan beli juga “dikira teh eva kita mau bantuin pasti. Hihi. Alhasil,,, karena antreannya banyak, kita mutusin buat pindah tempat duduk di deket situ, biar penjualnya nggak lupa sama kita. Karena terlalu lama nunggu, kita ngobrol asyik ngalor ngidul, nggak sadar asap satenya dari tadi ngarah ke kita. Haha. Tapi gara-gara itu, sampe sekarang aroma satenya masih nempel banget di idung. Sekarang kita udah jalanin hari kayak biasanya, LDR-an lagi… Tapi tiap kali ada tetangga yang beli sate ayam lewat, aromanya ngingetin aku sama kenangan manis itu. Hihi

    Masakan yang nggak aku suka aromanya, kalau mamah lagi bikin sambel goreng ati super pedes. Nah, masalahnya kamar aku ada di lantai dua , teh. Enggak tau kenapa ya, aroma masakan tu enggak terlalu kecium sama yang lagi masak. Pernah aku masak tumis kangkung pedes banget, adek yang lagi di ruang kamar belakang bersin-bersin terus. Hihi. Tapi giliran aku yang pas masak, baunya sama sekali enggak kecium. Yaah, enggak terlalu lah. Jadi, kalau mamah lagi bikin sambel goreng ati yang super pedes, aku biasanya nyalain kipas angin biar nggak polusi bersin. Hihi

    Maaf ya teh, panjang banget kayak cerpen. Semoga teh eva suka :). AMiin

  12. punten ikutan ya teh..
    saya paling suka sama aroma sambal goreng buatan mamahku. mau dimakan pake apa aja enak. mamah tau banget komposisi cabe sepedes apa aku sanggup makan hihihi.. oiya jatohnya jadi mamah suka nyampurin sambal tersebut ke telur balado, tumis terong, atau ke tempe orek gitu ka.. terlebih lagi aku paling suka kalau sambal itu dimakan sama ikan lele hehhee.. masalahnya bukan cuma keluargaku aja yang suka sambal buatan mamah, temen kampusku juga sampe ngiler-ngiler kalau udah urusan makanan yang dicampur sambalnya mamah 😀 sambal ini yang membuat badan aku yang tadinya indeks massa tubuhku tergolong kurus hingga akhirnya jadi nyaris gemuk -_- hhehe *jadi banyak makan*
    tapi aku ga suka sama capcay, duh entah kenapa yang jelas kalau udah nyium bau jagung muda+bumbunya ngga suka aja~ 😀

  13. Kalau di tanya aroma makanan yang paling di sukai sih banyak. Aku suka aroma tumis kentang yang di campur dengan nasi panas, apalagi kalau nasinya wangi pandan gitu. Terus makannya pake tangan gitu, duhhh maknyuss deh hehehe

    Kalau aroma yang paling gak saya sukai itu, aroma daging kambing dan juga seafood kaya ikan mas, udang, atau lele. Entahlah, aroma-aroma itu terlalu menyengat sehingga membuat kepala jadi pusing dan mual-mual. Apalagi udang atau ikan goreng, meskipun udah di masak kadang masih kecium aja bau anyirnya. Makanya saya lebih memikih menjadi semi vegetarian yang tidak memakan daging dan makanan-makanan laut lainnya hehehe

    Twitter : @naradireja

  14. Aroma yang paliiing membuaiku dan membuat sekresi asam lambungku meningkat pesat adalah Aroma Tempoyak, makanan khas wong Palembang yang berasal dari durian yang difermentasikan.
    Pepes ikan tempoyak, sayur ikan dan rebung masak tempoyak atau apapun yang dicampur dengan tempoyak.
    Aromanya manis sekaligus tajam, rasanya pun sangat dominan campuran manis asam…
    Duh jadi laperrrr.

    Nah kalau aroma yang paling bikin mual..aroma petis, si hitam yang beraroma khas. Tapi aku suka apapun yg dimasak menggunakan petis meskipun harus swdikit menahan napas.
    Tuh kan jadi ngidam rujak cingur saya…

    Oh ya… Idenya keren nih..Judulny juga top.Meallover….mealova…

  15. Bicara tentang aroma yang kusukai, aku harus bicara tentang kerinduan. Kerinduan akan aroma ikan hasil tangkapan laut yang dibakar segar-segar. Tanpa banyak rempah. Hanya perlu sedikit perasan jeruk nipis, atau lemon. Tidak perlu juga ditambahkan garam karena rasanya sudah pasti gurih. Dan satu yang tak kudapat di perantauan, adalah aromanya yang ‘juicy’. Terbayang pula rasanya yang manis khas ikan dan gurih tanpa garam. Nutrisinya? Jangan ditanya. Pasti luar biasa dan laut di kampung halamanku masih jauh dari cemaran industri yang berbahaya. Aroma ikan bakar itulah yang terbayang ketika di perantauan. Biasanya bukan hanya ikan, tapi juga udang dan cumi-cumi. Apalagi setelah pulang dari pasar, Ibu langsung mengolahnya tanpa menunggu lama. Bau lemak seafood menguar hingga ke hidung tetangga.

    Ketika di perantauan, aku benci sekali jika Mbak Jum sedang memasak sayur lodeh. Aku memang tidak terlalu suka masakan bersantan kecuali rendang. Apalagi untuk jenis sayur yang semua bahan dimasukkan, termasuk rempah yang beraneka ragam sehingga baunya bertabrakan. Hidungku akan cepat tanggap jika mencium aroma itu dari dalam kamarku. Pertanda aku harus keluar rumah dan menghirup udara segar. Rasanya ingin pulang saja. Ibu pasti tidak akan mengolah apapun yang tak kusuka, bahkan sekedar tentang aromanya. Masakan adalah selalu tentang kerinduan.

    Ah, Teh Eva… aku ingin sekali pulang 😦

  16. Nikmal paling suka sama aroma cumi mentega. Entah kenapa, waktu pertama kali lihat mentega yang meleleh di cumi yang masih panas, penasaran aja sama rasanya. Dan ternyata, memang bener-bener maknyusss. 😀

    Terus, yang gak paling Nikmal sukai ialah aroma jengkol. Yah, pasti sudah ketebaklah. Waktu pertama kali lihat itu jengkol (kalo gak salah pas SD) dan ditawarin itu memakannya, terus Nikmal cium dan seketika selera makan Nikmal hilang. 😦

  17. Aroma masakan favorit saya? Wangi baupeapi. Baupeapi itu makanan khas orang Mandar (suku yang ada di Sulawesi Barat) dengan menggunakan asam mangga serta kuali khusus makanan ini jadi punya wangi khas dan rasa yang juga khas. Sejak jadi perantau, kadang saat mudik selalu bisa mendeteksi aroma makanan ini sejak pertama kali melangkahkan kaki di rumah.

    Paling nggak suka makanan yang menyengat hidung karena pedasnya. Soalnya jadi suka bersin-bersin panjang dan tau-tau udah meler aja (-_-“) Tapi ternyata saat memask sendiri makanan beraroma tajam ini, malah jarang terserang bersin-bersin. Kenapa ya?? *bingung dan ngajakin Mbak Eva ikut bingung. ha..ha..*

  18. Twitter : @ni_nok

    Jawaban :
    Aku nggak tahu sejak kapan aku paling nggak bisa kalau kena aromanya kerang. Dulu pernah nekat cobain sambil tutup hidung tapi diolah dalam bumbu apapun aku tetap nggak bisa makan. Hanya cium aromanya bisa mendadak mual dan langsung pergi menyelamatkan diri. Apalagi serumah hanya aku yang nggak bisa makan kerang, yang lain doyan banget. Pernah sekalinya mamaku masak kerang di dapur dan baunya semerbak di seluruh penjuru rumah. Alhasil aku sembunyi di kamar, meringkuk di balik selimut dan semprot parfum. Begitulah derita kalau orang serumah suka tapi ada salah satu yang nggak doyan. Sedih banget 😥

    Sedangkan aroma yang paling aku suka adalah kalau ada yang lagi bakar sate ayam madura. Hmmmm pasti langsung ngiler walau cuma cium aroma manis dari bumbu yang terbakar arang. Padahal bumbu bakaran sate cukup sederhana, utamanya pasti kecap tapi entah kenapa aku selalu suka. Hidup sateee ayam..!!! 😀

  19. Aroma yang paling kusuka dari Sayur Jantung Pisang buatan nenek..
    Cara pembuatannya kayak bikin gudeg, cuma kalo gudeg dari nangka muda, kalo ini dari jantung pisang.
    Gak ada yg ngalahin rasa dan aroma sayur bikinan nenek, bahkan mama XD
    Jadi meski sudah berkeluarga, nenek sering telepon aku nyuruh datang ke rumah beliau buat ambil “jangan mbang gedang” alias si sayur jantung pisang ini. Soalnya cuma aku yg suka.
    Pamanku malah pernah nggodain aku, katanya “jaman dah merdeka, kok masih ada yg makan sayur jantung pisang.”
    Maklum katanya itu sayur asal muasalnya waktu masa penjajahan dimana susah banget cari bahan makanan XD
    Tapi sayang setahun lalu nenek meninggal, sekarang gak ada lagi yg masakin aku sayur itu & telepon aku buat nyicipin. I miss it a lot 😥

    Kalo aroma yg gak kusuka itu makanan jajan pasar namanya gatot. Yg dibikin dari singkong yg dikupas dan dijemur berhari2 bahkan kena panas & hujan. Tujuannya biar jamur dan bakteri tumbuh di situ. Jadi baunya… -___-
    Kalo nenek bikin gatot, mending menyingkir dulu deh ^^
    Tapi… aroma nikmat dan aroma menyebalkan itu tak ada lagi sekarang.. 😥

  20. Aroma masakan yang kusukai adalah jengkol balado, selalu merangsang selera makan walaupun sesudahnya gak ngenakin. Makan jengkol bisa mengurangi berat badan lho, karena setelah itu harus nguras kamar mandi disebabkan suami gak suka bau jengkol hehehe…..

    Aroma masakan yang gak kusukai adalah masakan dari ikan laut (tongkol, patin, tuna). Baunya amis. Belum makan pun sudah mual.

    @LeylaHana

  21. twitter: @fbriantipratiwi

    kalo ditanya aroma favorit, sampai sekarang aku masih suka aroma ikan asin yang digoreng. di manapun itu, hidungku pasti berhasil mengendus kayak kucing kalau nyiumin ikan asin. coba bayangin, mbak…. nasi putih yang masih mengepul, ikan asin, sayur tumis kangkung campur toge, plus sambal cobek-cobek. aduh, mamaaa 😦

    aroma masakan yang bikin sebel…, apa ya? kayaknya nggak ada deh, mbak. aku cuma nggak suka kalo mama lagi ngiris bawang merah buat bikin bawang goreng, soalnya kan bikin mata perih tuh, aku sampe suka nangis sendiri. walaupun aku yang paling suka ngehabisin bawang goreng itu hihi.

  22. Aroma yang saya suka adalah aroma terasi yang dipanggang atau ditumis untuk dibuat jadi sambal terasi. Memang ini soal selera dan tidak semua orang suka, tapi bagi saya aroma terasi itu bisa meningkatkan nafsu makan saya. Setelah sambalnya diulek pun tetap saja terasinya menggoda. 🙂

    Aroma yang tidak saya suka adalah makanan yang dicampur dengan ikan sale (ikan yang diasapin). Bau makanannya jadi kayak bau mutung, malah ngilangin nafsu makan dan rasa daging ikannya pahit. 😦

  23. Aku paling suka nyium bau makanan yang dicampur dengan tempoyak. Misalnya pepes tempoyak atau pindang patin campur tempoyak. Khas dari Palembang nih. Btw, udah tahu belum dengan tempoyak? Tempoyak itu durian yang difermentasi dengan garam di wadah yang kedap. Aku anti mainstream ah. Banyak orang yang suka durian tapi belum tentu mereka suka dengan tempoyak. Kayak papa saya, penggila durian tapi benci banget sama tempoyak.

    Kalau bau yang nggak aku suka itu bau indomie goreng. Begini, sebenarnya bukan karena aku nggak suka makan indomienya, melainkan rasa kesal dengan diriku sendiri karena bau indomie goreng itu sangaaaaaat bikin ngiler sedangkan aku nggak bisa makan indomie goreng. Alergiku bisa kumat, badan jadi gatal-gatal semua. Jadinya aku benci aja kalo sampe kecium bau indomie goreng. T__T

  24. Hmmm, bau makanan yang disuka ya? Aku sih sukanya bau yg digoreng-goreng gitu. Tapi paling suka dengan bau gorengan bebek goreng bumbu kuning dan udang goreng. Hmmm, kebayang dong baunya dari dapur sampe ke teras rumah pun terasa. Jangankan si bebek dan udangnya yang enak dimakan, bahkan aroma minyak bekas gorengannya itu sedap juga untuk disiram di atas nasi panas. 😀

    Bau makanan yg tidak disuka? Sop rebung. Iya rebung, yang dari bambu itu loh. Si mama suka bikin rebung dengan kuah bumbu kuning. Sejujurnya aku suka dengan rempah-rempah, tapi karena ada rebungnya jadi buyar semua aroma bumbunya. Rebung itu baunya menguar banget sampe ke ubun-ubun. 😦

  25. Aroma makanan yang bisa bikin saya ngiler itu yang ada bau coklatnya , manis , atau yg bumbunya memang kental banget tapi bukan bau menyengat kayak tetangga saya suka masak yang bisa bikin batuk dan bersin setiap aroma makanan yang dia buat tercium . Saya lebih suka aroma yang kuat tapi tidak menyesakan dan pasti menimbulkan panggilan alam ke perut untuk menggugah selera makan

  26. Saya paling suka aroma nasi kebuli. Karena saya memasaknya dengan rice cooker, aroma gurihnya nasi kebuli selalu tercium setiap saat saya memasak nasi walaupun sudah lewat sepekan.

    Saya benci aroma jengkol dan pete. Dibayar berapapun gak akan mau makan. Hehe. Kalau ada yang makan pete atau jengkol, saya milih kabur dulu.

  27. Aku paling suka aroma jagung, sate, ayam, ikan, pokoknya apa saja yang dibakar di atas arang. Pas dioles dengan bumbu terus asapnya meliuk2 (?) dan menerpa muka kita, hmm bikin perut berkukuruyuk dengan indahnya. Langsung pengin makan rasanya :9

    Yang gak kusuka aroma duren. Paling benci sama makanan apapun yang pake duren. Bau sedikit aja langsung pengin muntah orz

    @dust_pain

  28. Saya paling suka aroma masakan yang make bawang gak tau kenapa soalnya saya suka makan bawang dan masakan saya yang pertama berhasil berhubungan sama yang namanya bawang hehe. Emang sih awalnya bener-bener gak banget tapi akhir-akhirnya enak juga untuk ukuran masak sendiri dan di makan sendiri, eh rupanya bonusnya makanannya di bilang enak ya Alhamdulillah hehe.

    Saya paling gak suka sama aroma duren, udh biasa kali ya? Tapi gitu karena bisa buat saya mual. Dan saya juga gak suka aroma nasi baru mateng tapi tergantung berasnya apa gak semua nasi saya gak suka, aneh ya? Kata sodara saya itu aneh gak sukanya tergantung beras:)

  29. Aroma masakan favoritku adalah aroma mie instan, khususnya indomie goreng^^ seneng banget kalo tercium aroma itu. Kalo gak laper, bawaan jadi laper. Kalo udah makan dan kenyang, trus tercium aroma itu, bawaannya pengen makan lagi. Hehehe..

    terus, aroma yg gak aku suka itu aroma bawang merah. Gak tau kenapa, kalau ada aroma bawang, bawaanya pengen muntah -_-‘ jadinya mual abis-abisan. Trus, aroma jengkol yg udah diolah, misalnya, jengkolnya sedang dimasak. Tapi kalo makan jengkol… Aku sukaaaa^^

  30. Paling suka sama aroma pizza yang topping-nya seafood.. Padahal waktu kecil paling gak suka makan pizza.. Pas pertama kali punya pacar, dia ngajak lunch ke salah satu resto pizza di Batam sini.. Karena gak ngerti, akhirnya nurut aja sama semua yang dia pesan.. Salah satunya pizza dengan topping seafood.. Pertama cium agak eneg, tapi lama2 kok baunya malah bikin selera, ujung2nya malah habis 4 potong medium (doyan apa rakus yak?).. Sejak saat itu jadi suka banged sama baunya.. Mungkin karena ada aroma pacar pertama juga kali yah? Hehehehe..

    Kalo yang paling aku benci itu aroma durian.. Walaupun dulu bukan urutan pertama, tapi karena pernah 14 jam terkurung bersama durian, akhirnya sekarang benar2 benci sama durian.. 14 jam menyiksa itu adalah perjalanan dalam kapal feri Palembang~Batam di kelas ekonomi yang gak ada AC.. Kebetulan waktu itu dapat tempat duduk yang di depannya agak lapang.. Rupanya ada penumpang bawa durian selusin dan ditaruh di depan tempat dudukku.. Walhasil 14 jam harus bolak balik munt*h karena bau durian plus goyangan kapal akibat ombak.. So, sejak saat itu, jangankan nyium durian, ngeliatnya aja udah mual..

    @chyanniech

  31. Hmm, ada satu orang yang lebih tahu makanan kesukaan saya daripada mama. Masakan yang biasa ia masak bukan untuk orang lain, tapi saya. Entah perayaan hari raya atau hari biasa, Beliau memasak itu kala saya meminta atau tidak. Masakan itu Rendang Kacang Merah.

    Entah dimana bisa menemukan perpaduan semacam ini. Baunya selalu bisa mudah membuat saya melangkah ke arah dapur meski belum berganti baju sepulang sekolah. Kini, sudah empat tahun lebih saya tidak memakannya meski bau itu masih membuat saya tiba-tiba lapar saat teringat seperti sekarang.

    Yang saya tidak suka, adalah minyak yang terlalu banyak dalam masakan, tapi itu adalah rasa. Soal aroma, saya selalu tidak bisa mencium bau santan. Membuat mual dan kesal. Kesal, terutama bahkan setelah saya tahu rendang buatannya bercampur dengan minyak dalam kadar banyak serta santan, saya masih menginginkan makanan itu.

    Sama seperti, meski beliau menjauh, meski beliau suka membentak saya. Saya masih akan rindu padanya dan Rendang Kacang Merah beliau.

  32. Ikut ikuuut…
    aku paling suka pecel petis karena bikin hidung kembang kempis dan lidah menari-nari :))

    nggak begitu suka bau tahu bakso karena kadang-kadang agak mblengerin, tapi kadang masih mau makannya sih 😀

  33. Pingback: 7th Book : Melova | Lily Zhang's Community

  34. Pingback: [Review + Giveaway] Ayam Cacah: Kuliner Khas Lombok Yang Memanjakan Lidah | Taman Bermain Drop Dead Fred

Leave a reply to M. Nikmal A. M. L. Cancel reply